Bendungan Sepaku Semoi Kini Dibuka untuk Umum: Cafe Baru, Rusa, dan Suasana Alami di IKN

Dian Rana 0

Hari ini, tanggal 5 Juli 2025, saya kembali lagi ke salah satu tempat yang sudah cukup sering saya datangi sejak pembangunan IKN dimulai: Bendungan Sepaku Semoi.

Kalau kalian mengikuti dokumentasi saya dari awal, kalian pasti tahu kalau saya sudah beberapa kali mampir ke sini. Tapi kunjungan kali ini terasa sedikit berbeda. Kawasan bendungan ini sekarang mulai dibuka untuk umum, dan kabar baiknya—sudah ada cafe baru yang mulai beroperasi!

Bendungan Sepaku Semoi IKN dari Udara (Poto Dian Rana)

Masuk Kawasan: Masih Familiar, Tapi Kini Lebih Terbuka

Saat saya memasuki gerbang utama, suasananya masih terasa akrab seperti kunjungan saya sebelumnya. Hanya saja, pos satpam di bagian depan kini sudah tidak dijaga lagi. Informasinya, penjagaan dipindahkan ke area dalam.

Perjalanan dari gerbang ke arah parkiran terasa sejuk, karena kanan kiri jalan kini makin rimbun dengan pepohonan. Saya sampai di lokasi sekitar jam 08.00 WITA, dan saat itu belum banyak kendaraan yang terparkir.

Nah, yang menarik adalah… ternyata tidak ada pemungutan biaya parkir. Jadi parkir di sini masih gratis. Ini tentu jadi nilai tambah bagi pengunjung, apalagi kalau ingin datang ramai-ramai bersama keluarga atau teman.

Bangunan Bendungan Sepaku Semoi IKN (Poto Dian Rana)

Suasana Taman dan Cerita dari Warga

Setelah memarkir kendaraan, saya langsung jalan ke arah taman. Beberapa titik terlihat ada pohon baru yang ditanam—tanda bahwa penataan kawasan ini terus berjalan.

Di taman, saya sempat bertemu dan ngobrol dengan beberapa pengunjung yang datang dari Semoi 1, Semoi 3, dan Balikpapan. Mereka bilang sangat senang karena sekarang bendungan ini bisa diakses masyarakat. Mereka juga berharap tempat ini bisa menjadi ruang wisata baru yang bisa dinikmati warga lokal maupun luar daerah.

Pengunjung Bendungan Sepaku Semoi IKN 
(Poto Dian Rana)

Bangunan Unik yang Masih Menarik untuk Dikunjungi

Seperti biasa, saya mampir ke bangunan ikonik di kawasan ini yang bentuknya seperti perahu terbalik. Meskipun saya sudah pernah menampilkannya di video sebelumnya, setiap kali ke sini tetap ada rasa kagum tersendiri.

Langit-langitnya dihiasi anyaman bermotif khas Kalimantan, memberikan nuansa lokal yang kuat dan hangat. Bangunan ini terbuka dan menyatu dengan alam, dengan lantai abu-abu halus yang luas—cocok untuk berbagai aktivitas komunitas atau pertunjukan budaya.

Tanaman rambat dan bunga hias di sisi bangunan pun makin tumbuh segar, memperkuat kesan asri dan alami kawasan ini.

Dian Rana di Bangunan Bendungan IKN (Poto Dian Rana)

Area Ikonik di Puncak Bendungan

Saya naik ke area puncak bendungan, dan suasananya masih bersih, rapi, dan tertata. Pohon-pohon yang dulu masih kecil, sekarang mulai tumbuh tinggi dan meneduhkan.

Tepat di depan berdiri kokoh tulisan “Bendungan Sepaku Semoi” yang jadi ikon kawasan ini. Ornamen khas Kalimantan di huruf-huruf besar itu makin memperkuat identitas lokal. Di pagi yang agak mendung itu, suasananya terasa syahdu dan tenang—cocok untuk refleksi atau sekadar duduk santai.

Plaza di sekitarnya menggunakan susunan keramik berpola. Pot-pot bunga tampak terawat dan menambah warna di tengah dominasi hijau dan abu-abu kawasan ini.

Puncak Bendungan Sepaku Semoi IKN (Poto Dian Rana)

Cafe Baru yang Langsung Menghadap Rusa

Nah, inilah yang jadi highlight kunjungan saya kali ini—cafe baru yang sudah dibuka di kawasan bendungan.
Begitu saya masuk, suasananya langsung terasa tenang, dengan angin sepoi-sepoi menyambut. Yang menarik, dari cafe ini kita bisa melihat langsung 3 ekor rusa yang dikembangbiakkan di area ini. Pemandangan ini benar-benar bikin suasana ngopi jadi beda.

Menu Kopi Bend's Bendungan IKN (Poto Dian Rana)

Untuk menunya, tersedia nasi ayam dan bebek goreng bumbu hitam khas Madura (harga antara Rp38.000–Rp48.000), berbagai minuman mulai dari Rp5.000–Rp22.000, dan aneka cemilan yang menggugah selera. Menurut saya, variasi menu dan harganya cukup terjangkau, apalagi jika dibandingkan dengan view yang disuguhkan.

Sementara ini, jam buka cafe dimulai pukul 11.00 sampai 20.00 WITA di hari biasa. Tapi kalau akhir pekan, mereka sudah buka sejak pukul 09.00 WITA.

Saya juga sempat ngobrol dengan owner-nya, dan ternyata sebagian besar karyawan yang bekerja di cafe ini adalah warga sekitar. Ini bentuk pemberdayaan ekonomi lokal yang patut diapresiasi dan didukung.

Buat kalian yang ingin menikmati pemandangan maksimal, datanglah saat matahari terbit atau menjelang sunset—cahaya emasnya bikin semua sudut di sini terasa magis.

Kopi Bend's Bendungan IKN (Poto Dian Rana)

Melihat Budidaya Melon: Potensi Lain dari Kawasan Bendungan

Sebelum mengakhiri kunjungan, saya sempat diajak oleh Pak Halim dari BWS Kalimantan IV untuk melihat langsung budidaya melon di kawasan ini. Ternyata hasilnya bagus banget—melon-melonnya besar dan subur.

Tidak hanya itu, mereka juga tengah menyiapkan greenhouse baru untuk tomat ceri. Ini menunjukkan bahwa kawasan bendungan ini tidak hanya fokus pada wisata dan konservasi, tapi juga pengembangan pertanian hortikultura modern.

Bpk. Halim dari BWS Kalimantan IV
(Poto Dian Rana)

Penutup: Dari Infrastruktur Menjadi Ruang Publik yang Memberdayakan

Sebagai dokumentator yang mengikuti perkembangan IKN sejak awal, saya melihat perubahan di Bendungan Sepaku Semoi ini sebagai langkah nyata bahwa pembangunan tidak melulu soal beton dan bangunan besar, tapi juga soal ruang hidup manusia dan alam.

Dengan kawasan ini mulai dibuka untuk umum, fasilitas seperti cafe yang melibatkan warga lokal, serta parkir gratis yang ramah pengunjung—saya rasa ini adalah contoh pemanfaatan ruang yang ideal di IKN.

Dian Rana di Budidaya Melon Bendungan IKN (Poto Dian Rana)

Saya Dian Rana, dan saya akan terus hadir mendokumentasikan wajah Ibu Kota Nusantara secara langsung, dari dekat, dan apa adanya.

Sampai jumpa di dokumentasi saya berikutnya!

Tonton Videonya

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.