Iduladha Pertama di IKN: Momen Bersejarah di Depan Istana Garuda

<data:post.title/> | Dian Rana

Iduladha Pertama di IKN: Momen Bersejarah di Depan Istana Garuda

Hari ini, 6 Juni 2025, saya kembali menapaki Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Tapi kali ini bukan untuk merekam pembangunan seperti biasa. Hari ini terasa jauh lebih istimewa.

Untuk pertama kalinya, Salat Iduladha digelar di lapangan seremoni, tepat di depan Istana Negara atau Istana Garuda. Sebuah sejarah baru sedang ditulis, dan saya bersyukur menjadi salah satu saksi langsungnya.

Saya tiba pukul 06.00 WITA. Udara pagi yang sejuk terasa menenangkan, diiringi gema takbir yang menggugah hati. Lapangan yang biasanya penuh dengan pekerja konstruksi kini dipenuhi oleh jamaah. Suasananya khidmat, penuh semangat dan kehangatan.

Sebagai warga Sepaku sekaligus konten kreator yang konsisten mendokumentasikan IKN, momen ini tak mungkin saya lewatkan. Kamera langsung saya siapkan, bukan hanya untuk video, tapi juga untuk kenangan yang kelak ingin saya bagi kepada anak cucu kita.

Di lokasi, saya sempat bertemu dengan jurnalis dari salah satu media lokal. Orangnya ramah, dan Alhamdulillah bersedia saya ajak berbincang ringan untuk pembuka video. Obrolan singkat, tapi bermakna. Kami sama-sama sepakat: ini bukan momen biasa.

Ketika salat berlangsung, saya sempat terdiam. Memandang Istana Garuda yang kini berdiri megah di depan saya, saya teringat masa lalu. Dahulu tempat ini hanyalah hutan lebat, tanpa jalan, tanpa bangunan. Kini menjadi pusat perhatian nasional. Rasanya seperti mimpi yang perlahan menjadi nyata. Saya merasa haru.

Setelah salat, suasana menjadi ramai. Pak Basuki, Kepala Otorita IKN, hadir dan langsung disambut warga yang ingin berfoto. Saya juga bertemu Pak Camat Sepaku—sosok yang sudah familiar bagi banyak warga. Kami berbincang hangat, seperti biasa saya dokumentasikan.

Teman-teman ASN OIKN juga turut hadir. Ada rasa bangga melihat mereka yang dulu hanya membayangkan, kini ikut menjadi bagian langsung dari sejarah.

Acara berlanjut ke Visitor Center, tempat disajikannya hidangan. Saya sendiri hanya mengambil air minum. Karena fokus saya sejak awal adalah menangkap momen-momen penting, bukan soal makanannya, tapi cerita dan suasananya.

Di sana saya berbicara langsung dengan Pak Basuki, mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan hari ini. Deputi OIKN seperti Bu Mia, Pak Agung, dan Pak Alimuddin juga hadir. Semua menyambut hangat. Bagi saya, ini bukan seremoni biasa—ini wujud nyata dari semangat kolaborasi membangun Nusantara.

Lalu kegiatan dilanjutkan di depan Balai Kota IKN dengan pemotongan hewan kurban sebanyak 5 ekor sapi. Prosesnya pun saya dokumentasikan, karena ini bukan sekadar kurban—ini adalah sejarah. Iduladha pertama di ibu kota negara baru.

Hari ini bukan sekadar dokumentasi untuk YouTube. Ini tentang rasa. Tentang rasa syukur bisa menyaksikan perubahan besar di depan mata. Tentang harapan bahwa Nusantara bukan sekadar kota baru, tapi simbol masa depan yang dibangun bersama.

Bagi teman-teman yang penasaran dengan suasana Iduladha pertama di jantung IKN, videonya sudah tayang di channel saya: Dian Rana. Semoga bisa jadi inspirasi dan pengingat bahwa kita semua—sekecil apapun perannya—punya bagian dalam cerita besar ini.

Salam hangat dari IKN,
Dian Rana
“Warga Biasa, Cerita Luar Biasa.”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.